THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

0

SD NEGERI 1 KARANGWARU TULUNGAGUNG

.

SELAMAT DATANG SOBAT

Staf tenaga pengajar dan tata usaha

Senin, 22 Maret 2010

KISI KISI UASBN 2010 TINGKAT SD

Bagi yang menginginkan kisi kisi UASBN 2010 monggo silahkan di download di link dibawah ini.
DOWNLOAD UASBN 2010 SD

Kamis, 04 Maret 2010

BUNGA ROSELLA

BUNGA ROSELLA

Cara Menanam
MENANAM Rosela tidak sesulit yang dibayangkan. Apalagi tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Hanya memang kualitas yang dihasilkan akan berbeda. Rosela yang ditanam di dataran rendah akan memiliki kualitas yang bagus. Sedangkan di pegunungan Rosela akan berwarna merah kehitaman.
Untuk menanam Rosela ada beberapa langkah. Pertama adalah pengolahan lahan. Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan melintang. Sebelumnya, tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang.
Penanaman bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan ditanam secara langsung biji atau disemaikan dahulu. Untuk ditanam langsung dari biji, penanaman dilakukan dengan ditugal dengan isi setiap lubang dua sampai tiga biji. Sementara untuk yang sudah disemai, setiap lubang ditanam satu sampai dua bibit.
Setelah tumbuh dengan baik, atau setelah berumur sekitar tiga minggu, rosela kembali dipupuk dengan pupuk kandang. Baru pada saat tanaman berumur tujuh sampai delapan minggu dipupuk dengan pupuk urea 30 – 40 gram setiap tanaman.
Selama pertumbuhan, perlu diwaspadai adanya gulma yang akan berdampak negatif. Oleh karena itu dilakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai kondisi lahan.
Tanaman rosella mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam waktu tiga bulansebelum akhirnya diganti dengan bibit baru.
Perbatang tanaman rosela dapat menghasilkan 1,5 kilogram bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga, kemudian dilakukan pemisahan biji.
Produksi tanaman rosela setiap hektar mampu menghasilkan dua sampai tiga ton bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200 – 375 kg kelopak bunga kering.

Khasiat
1. Menurunkan asam urat (gout)
2. Meredakan peradangan sendi (arthritis)
3. Bersifat stomakik (merangsang selera makan)
4. Kandungan glycosides-nya sebagai penawar luka.
5. Meningkatkan sistem syaraf dan dapat meningkatkan daya ingat.
6. Dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi (hypertensi)
7. Melancarkan buang air kecil (diuretik)
8. Sebagai anti inflammantory yang kuat.
9. Mempunyai unsur antipyretic yang menurunkan panas dalam
10. Mempercepat pemecahan darah beku di otak
11. Kandungan asiaticoside (triterpene glycoside)dalam merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna untuk kesehatan kulit. Asiaticosides diklarifikasikan sebagai antibiotik.
12. Mengandung vitamin C,B,D,K beberapa mineral penting termasuk magnesium, kalsium dan sodium
13. Dapat meredakan dan menghilangkan batuk kronis.
14. Menurunkan kolesterol
15. Menghancurkan lemak
16. Melangsingkan tubuh
17. Mengurangi efek buruk miras
18. Mengurangi kecanduan merokok.
19. Mencegah stroke dan hipertensi
20. Mengurangi stress
21. Memperbaiki pencernaan
22. Menghilangkan wasir
23. Menurunkan kadar gula dalam darah
24. Bersifat penetral racun
25. Mencegah kanker, tumor, kista dan sejenis.
26. Maag menahun
27. Migrain
28. Demam tinggi
29. Cocok untuk ibu hamil guna membentuk kecerdasan otak anak didalam kandungan
30. Mampu meningkatkan gairah sex dan tahan lama (dengan terapi rutin)
Kegunaan bunga/teh rosella/rosela ini untuk menjaga stamina dan menetralkan darah dari racun-racun yang selama ini kita makan.
bagi yang punya sakit rematik, asam urat, kolestrol... sangat baik mengkonsumsi teh bunga rosela ini..

kalau di banyuwangi terkenal dengan nama "kembang setrup", rasanya kecut segar, air rebusannya berwarna merah atau merah tua (tergantung jenis roselanya)

Teh Merah Bunga Rosella atau Hibicus Sabdarifa L. Berasal sari India. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah bagian bunga yang berwarna merah. Bunga tanaman ini kelopaknya mengandung Malic Acid sehingga membuat rasanya asam-asam segar dan berwarna merah menarik sehingga banyak digemari konsumen. Produk dari teh merah bunga rosella ini merupakan produk alami tanpa penambahan zat pewarna maupun pengawet. Rosella mengandung Vitamin C 280mg, zat besi 8.98 mg, Fruktosa 0,82%, kalsium 1,263 mg, lemak 2,61 gr, Protein 1,145 gr, Tiamin 0,117 mg, Abu 1,26%, bahan tak larut 7,39% dan Niasin 3,765 mg.

# Cara penyajian:
3-5 kelopak bunga rosella ke dalam gelas. Tuangkan air mendidih. Tunggu beberapa saat untuk mendapatkan kepekatan & rasa yang mantap. Tambahkan gula/madu secukupnya.
Siap dihidangkan.


Yang berminat kulakan/dagang rosela bisa hubungi saya

Produksi pertanian jawa timur (banyuwangi, jember, kediri & tulungagung) yang terkenal akan kualitasnya....

harga:

rosela merah = rp. 35.000,- perkg
rosela ungu mesir = rp. 55.000,- perkg
rosela ungu sudan = rp. 45.000,- perkg


Beli eceran juga dilayani... Ketentuan dan syarat berlaku.

harga kemasan untuk rosella merah 45 gram : Rp. 8.000

harga khusus bagi yang mau grosir...

yang tertarik untuk dagang silahkan .

mau tanya-tanya dulu juga gak pa-pa.sms aja dl.

Alang 081 234 67763

Selasa, 23 Februari 2010

Diabetes pun Terjadi Pada Anak

“Dua tahun lalu, selepas pulang sekolah, tiba-tiba Ratih pingsan setelah muntah terus menerus. Saya panik dan memutuskan untuk membawanya ke klinik. Di klinik, dokter umumnya tidak memberitahukan diagnosis malahan mengeluarkan secarik kertas untuk merujuk anak saya ke rumah sakit swasta di Bekasi. Saya pun membawa Ratih kesana, setelah ditangani dokter anak, saya baru tahu kalau anak saya menderita diabetes. Saya tidak tahu bagaimana perasanku saat itu. Saya bingung kenapa diabetes bisa terjadi pada anakku. Pikiran saya, diabetes Cuma terjadi pada orang dewasa saja. Itu adalah kisah Suwardi (49) dan anaknya Ratih (13) yang merupakan penderita diabetes. Saat ini, Ratih sudah kembali pulih walau tetap menderita diabetes dan tetap melakukan rawat jalan tiap bulan di divisi Endokrinologi Anak, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Ratih adalah satu dari ratusan anak penderita diabetes di Indonesia. Insidensi diabetes pada anak di dunia mengalami tren peningkatan yaitu mencapai 17 per 100.000 anak per tahunnya. Di Indonesia menurut dr. Aman B Pulungan, ketua gugus tugas Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia menyatakan insidensi diabetes mellitus pada anak di Indonesia diestimasikan sebesar 0,3 per 100.000 anak per tahunnya. Indonesia memiliki populasi anak sejumlah 80 juta anak, jadi diperkirakan terdapat 240 kasus baru diabetes mellitus anak per tahunnya.

Diabetes pada anak adalah kasus yang unik. Hal sederhana seperti pergi ke ulang tahun teman, bermain, dan bermalam di rumah teman pun memerlukan persiapan yang matang. Memeriksa kadar gula darah, menyediakan menu makanan yang tepat, dan menggunakan insulin atau obat lain dapat membuat seorang anak merasa berbeda dari teman sebayanya dan bagi mereka hal ini dirasakan sangat mengganggu. Ratih adalah anak yang riang sebelum didiagnosis diabetes namun setelah sakit, ia tidak mau lagi bermain dengan teman-temannya karena ia merasa berbeda dari temannya. “sebelum terkena diabetes, dia aktif bermain sepeda keliling perumahan bersama temannya.” Aktivitas belajarnya di sekolah juga terganggu. “Ratih malas sekali untuk belajar, ia mudah sekali merasa lemas setelah belajar hanya 10 menit. Nilainya jatuh dan peringkatnya juga turun sangat drastis, “Ratih sudah tidak rangking 10 besar lagi di kelasnya semenjak sakit”, tutur Suwardi. Beradaptasi dengan penyakitnya bagi seorang anak adalah hal yang tidak mudah. Menderita penyakit kronis seperti diabetes dapat menjadi tantangan emosional yang terkadang menjurus ke arah depresi. Berkonsultasi denganpsikiater atau psikolog dapat membantu anak dan keluarganya menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup setelah sakit.

Dukungan keluarga bagi anak dengan diabetes adalah hal yang paling utama dan efektif. Edukasi tentang diabetes juga harus melibatkan keluarga. Keluarga dapat menjadi motor bersama dokter, edukator diabetes, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya dalam membantu anak dalam manajemen diabetes sehari-hari. Latar belakang pendidikan keluarga adalah isu menarik lainnya. Latar belakang pendidikan keluarga terutama orangtua yang rendah dapat menghambat perbaikan kondisi anak. Orangtua adalah kunci sukses dalam penanganan diabetes pada anak karena anak masih belum dapat mengurus dirinya sendiri. Orangtua harus memahami apakah diabetes itu, pengobatannya, penanganan gizinya, pencegahan untuk tidak jatuh ke keadaan kegawatdaruratan diabetes, dan penanganan pertama jika terjadi keadaaan gawat darurat. Anggota keluarga, guru, perawat, konselor, dan masyarakat dapat menyediakan informasi, dukungan, petunjuk, dan bantuan untuk membantu anak dan keluarga beradaptasi dengan diabetes. Keluarga juga sebaiknya diberi pemahaman tentang hal penting lain dalam penanganan diabetes seperti pendanaan, pelayanan sosial, dan konseling.

Hal lain yang harus diperhatikan pada anak dengan diabetes adalah masalah pendanaan. Diabetes adalah penyakit yang tidak sedikit memakan dana dalm hal pembiayaannya dan mahal karena biaya obat dan metode pendeteksiannya. Yati, salah satu orangtua dari anak dengan diabetes mengatakan kalau biaya berobata diabetes sangat mahal. “Saya harus membayar sampai lima ratus ribu rupiah hanya dalam sekali membeli obat dan itu sangat berat bagi saya. Saya tidak bekerja dan biaya pengobatan anak saya ditanggung oleh anak saya yang tertua yang bekerja hanya sebagai pelayan restoran. Yati tidak memiliki kartu Askeskin jadi dia harus membayar hampir 100 % dari biaya berobat. Kartu Askeskin adalah kartu yang dimiliki keluarga miskin di Indoensia yang membuat biaya pengoabatan jadi terjangkau. Alasan Yati tidak memiliki kartu Askeskin adalah alasan birokrasi yang mempersulit dirinya mengurus kartu Askeskin seperti waktu pembuatan yang lama dan harus membayar untuk administrasinya. Tapi, kisah lain dituturkan Suwardi. Ia memiliki kartu Askeskin sejak tiga tahun lalu ketika anaknya didiagnosis diabetes dan ia senang karena biaya pengobatan anaknya ditanggung hampir sepenuhnya oleh pemerintah.

Diabetes adalah kondisi yang membuat stress bagi anak dan keluarga. Orangtua harus waspada akan tanda – tanda depresi atau gangguan makan atau ketidakmauan menggunakan insulin. Orangtua harus menasehati anaknya yang menderita diabetes untuk menjauhi rokok, alkohol, dan zat psikotropik atau adiktif lainnya karena memang merokok pada penderita diabetes akan menungkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner jauh lebih besar daripada orang normal. Transisi ke anak yang tidak tergantung lagi ke orangtua tergantung usia dan tingkat maturitas anak dan hal tersebut terjadi berangsur-angsur. Kebanyakan anak usia sekolah dapat menyadari gejala kekurangan gula darah (hipoglikemia) dan mampu menggunakan alat monitor gula darah serta sudah dapat dilibatkan dalam pemilihan makanannya.

Berkemah dan peer groups anak dengan diabetes dapat menjadi wahana positif role models dan aktivitas kelompok. Penyemangatan dari sahabat senasib yang sama-sama menderita diabetes terkadang dapat membantu anak melakukan hal terkait pengobatan diabetes yang sebelumnya mereka takut kerjakan. Berbicara dengan anak lain yang menderita diabetes dapat membantu anak merasa kurang terisolasi dan tidak sendiri dalam menjalani penyakitnya sehingga memunculkan semangatnya dalam menjalani pengobatan diabetes. Anak memiliki kesempatan untuk membicarakan tentang masalah yang mereka hadapi dan juga dapat berbagi bagaimana pemecahan masalahnya. Sering kegiatan ini menantang anak secara fisik dan mengajarkan anak bagaimana menghadapi aktivitas yang banyak dan kemudian menyadari bahwa diabetes tidak seharusnya membatasi aktivitas mereka menjadi orang berguna di masyarakat.

Kerjasama tim

Karena diabetes tidak hanya menyebabkan masalah fisik tetapi juga emosi anak maka penatalaksanaannya membutuhkan integrasi penanganan yang holistik juga dari aspek fisik dan psikis yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pada anak yang beranjak remaja maka penanganan juga harus memperhatikan kondisi psikis remaja yang memperhatikan otonomi dan independensi dari remaja. Penanganan diabetes pada anak dan remaja harua disediakan tim yang dapat menangani kondisi spesial dari aspek pengobatan, edukasi, gizi, dan aspek perilaku. Penanganan diabetes tidak bisa hanya sekali datang saja tetapi harus berkesinambungan.

Hal yang tidak boleh dilupakan dari dialog dengan Suwardi di awal artikel ini adalah pentingnya kampanye penyadaran ke dokter umum sebagai pemberi layanan kesehatan tingkat pertama. Dokter umu sebagai garda terdepan layanan kesehatan harus mengetahui bahwa diabetes juga dapat terjadi pada anak dan dokter umum juga harus tahu langkah pertama dalam penanganan diabetes pada anak. Masyarakat juga harus ambil bagian dalam kampanye ini karena mereka juga berhak tahu bahwa anakpun bisa terkena diabetes. Inilah mengapa organisasi diabetes dunia, World Diabetes Foundation (WDF) menyatakan bahwa 14 November tahun ini yang merupakan hari diabetes dunia lebih menitikberatkan pada diabetes anak.

Tiap 14 November, kita memperingati hari diabetes sedunia. Hampir tiap tahun, tema dari hari diabetes tersebut adalah penanganan diabetes pada orang dewasa tetapi tahun ini tema peringatan sangat berbeda yaitu diabetes pada anak dan remaja. Mengapa? Karena kasus diabetes pada anak dan remaja meningkat tiap tahunnya dan seringkali masyarakat masih memiliki opini bahwa diabetes hanya bisa terjadi pada dewasa. Tiap tahun kampaye hanya berisi kesadaran bahwa diabetes bisa terjadi pada dewasa dan tidak pernah ada pemberitaan tentang diabetes pada anak. 14 November ini seharusnya menjadi hari diabetes yang berbeda bagi Indonesia dengan mengakat topik diabetes pada anak. Semua elemen masyarakat mulai dari dokter, tenaga kesehatan, pemerintah, orangtua dan elemen masyarakat lainnya harus ikut aktif ambil bagian dalam kampanye kesadaran tentang diabetes pada anak dan remaja. Tujuannya menyadarkan masyarakat bahwa diabetes dapat terjadi pada anak dan remaja serta menyadarkan bahwa angka kejadian diabetes pada anak makin meningkat.

Pemerintah juga tidak boleh tinggal diam. Mereka dapat memfasilitasi adanya kampanye tentang diabetes pada anak. Pemerintah juga dapat membuat peraturan yang memberikan kemudahan bagi anak dengan diabetes. Pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membuat peraturan yang memberikan kemudahan pada anak dengan disabilitas termasuk anak dengan diabetes. Peraturan tersebut menyatakan bahwa pelajar yang menderita diabetes diberikan pelajaran dalam lingkungan yang aman dan memberikan akses yang sama bagi tiap pelajar.

Jika beban sektor kesehatan Indonesia makin bertambah dengan makin meningkatnya jumlah kasus diabetes pada anak, Indonesia ada dalam bahaya besar bagi generasi mudanya. Mudah-mudahan, kampanye tahun ini dapat meningkatkan kesadaran setiap elemen masyarakat termasuk pembuat kebijakan, pengelola sistem kesehatan, pihak sekolah, lembaga swadaya masyarakat mengenai isu diabetes mellitus pada anak dan remaja di Indonesia. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Indonesia tentang diabetes pada anak dan remaja di Indonesia masih dibutuhkan figur yang dikenal masyarakat luas yang dapat menjadi role model yang dapat membuat masyarakat tertarik dan memperhatikan.

Antisipasi Akibat Fatal Demam Berdarah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, selama periode Januari sampai Februari 2009 tercatat 4.290 pasien DBDm, dimana 1 orang diantaranya meninggal. Jakarta timur 1.279 orang dan 4 orang meninggal. Jakarta Selatan 1.247 orang dan 1 orang meninggal, Jakarta Utara tercatat 817 pasien DBD dan 1 orang meninggal, Jakarta Barat terdapat 482 pasien dengan 2 orang meninggal dan terakhir Jakarta Pusat dengan 464 pasien dan 4 orang diantaranya meninggal. Demikian dikatakan Dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB dalam acara PAPDI Forum tentang "Antisipasi Akibat Fatal Demam Berdarah", yang diselenggarakan belum lama ini (23/4) di Jakarta.

Dr. Ari mengatakan, bahwa penyakit Infeksi demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus DHF tampaknya akan selalu ada di bumi Indonesia ini. Penyakit DBD ini merupakan penyakit endemis yang selalu kita temukan sepanjang tahun dan jumlah kasusnya akan meningkat pada waktu-waktu tertentu terutama pada masa Pancaroba factor penyebab infeksi ini dibawa oleh Nyamuk Aedes Aegypti, dengan masa inkubasi waktu dari masuknya virus ke tubuh sampai timbulnya penyakit adalah 4 sampai 6 hari. Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam berdarah prinsip utama adalah terapi suportif diagnosis yang cepat serta terapi yang tepat yaitu menjaga volume cairan di dalam tubuh dan kebutuhan makanan dan cairan terutama bila pasien sulit makan dan minum, dll, sehingga angka kematian dapat ditekan hingga kurang dari 1 %.

"Gerakan-gerakan pemberantasan yang dilakukan sampai sejauh ini belum melibatkan masyarakat secara luas. Sebagian besar gerakan yang dilakukan hanya satu arah dari pemerintah. Jika ada kunjungan pejabat turun kebawah seolah-olah tampaknya masyarakat sudah bergerak, dan disisi lain memang pemerintah sudah menyebar poster-poster tentang penyakit ini dan mencanangkan gerakan 3M (menutup, Menguras, Mengubur) namun belum ada evaluasi mengenai langkah-langkah ini apakah efektif atau tidak. Tetapi yang jelas kasus DBD selalu ada di masyarakat dan selalu ada kasus yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Potensi masyarakat belum digaji secara maksimal", ujar Dr. Ari.

Sementara itu Dr. Leonard Nainggolan, SpPD KPTI mengatakan, pasien demam berdarah dengue (DBD) yang berbadan gemuk akan lebih berat menderita dibandingkan pasien yang tidak gemuk. Sebab, total "body water" pada orang gemuk jauh lebih sedikit dibanding orang normal. Risiko DBD bukan terletak hanya pada menurunnya trombosit, tapi kekurangan cairan pada tubuh pasien bisa berakibat fatal pada kematian.

"DBD hingga saat ini tidak ada obatnya, tapi DBD bisa sembuh sendiri sesuai pulih atau tidaknya tubuh pasien itu sendiri. Yang terpenting pada pasien DBD memperhatikan siklus waktu terjadinya demam. Siklus waktu bisa mempredikasi kapan masa kritis dan pemulihan pasien berlangsung", tegasnya.

Menurut Dr. Leonard, pasien DBD mengalami kekurangan cairan pada tubuhnya. Sementara pasien muntaber terjadi pengeluaran cairan lewat mulut karena muntah dan buang air besar sehingga terjadi dehidrasi. Sedangkan pasien DBD, dehidrasi juga dialami melalui cairan pembuluh darah. Dehidrasi ini terjadi di dalam tubuh.

"Disebut masa kritis jika terjadi kebocaran plasma yang menyebabkan trombosit rendah. Namun harus diingat, setiap pasien kondisinya akan berbeda satu dengan lainnya, begitu pula pembuluh darahnya", ujarnya.

Dr. Leonard mengatakan, ada pasien yang trombositnya sudah sangat rendah, tapi karena pembuluh darahnya agak tebal tidak mudah pecah dan berdarah-darah. Sebaliknya, ada yang pembuluh darahnya tipis, begitu plasmanya pecah terjadi pendarahan hebat. Padahal trombositnya bagus.

Virus Influenza H1N1

Pada Maret dan April 2009, wabah influenza di Meksiko telah menyebabkan 192 kasus dan 26 kematian akibat strain baru dari virus influenza H1N1. Pada 28 April 2009, strain baru virus influenza tersebut telah menginfeksi lebih dari 2.500 orang dengan 152 orang meninggal di Meksiko. Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat telah memperingatkan kemungkinan perkembangan ke arah pandemi. Pada 27 April 2009, badan kesehatan dunia World Health Organization meningkatkan status kewaspadaan dari level 3 ke level 4 (maksimal level 6), karena transmisi virus dari manusia ke manusia secara berkesinambungan telah terbukti terjadi.

Awal mula munculnya strain baru ini tidak diketahui pasti tetapi kasus infeksi pada manusia pertama terjadi di dekat sebuah peternakan babi di La Gloria, Veracruz, Meksiko. Edgar Hernandez, seorang anak berusia 4 tahun, awalnya didiagnosis menderita flu biasa tetapi tes laboratorium membuktikan bahwa Edgar terkena flu babi (swine flu).

Dr. Anne Schuchat, interim Deputi Direktur CDC menyatakan virus flu Meksiko yang diisolasi dari pasien di Amerika Serikat terdiri dari empat elemen genetik virus influenza yang berbeda yaitu virus North American Mexican influenza, North American avian influenza, human influenza, dan swine influenza- "suatu campuran genetik yang tidak umum." Strain baru terbentuk dari proses reassortment virus influenza manusia dan influenza babi pada empat strain berbeda dari subtipe H1N1. Virus influenza mengalami reassortment karena ada perubahan antigenik. Oleh karena pada kasus flu Meksiko ini virus belum diisolasikan dari hewan maka sampai sekarang organisasi kesehatan hewan dunia World Organization for Animal Health (OIE) menamakan virus ini sebagai flu Meksiko.

Pandemi influenza
Ada kekhawatiran bahwa epidemic H1N1 influenza atau flu babi (Swine Flu) di Meksiko akan menjadi pandemi seperti diutarakan CDC. Pandemi influenza adalah epidemi dari virus influenza yang menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi sebagian besar populasi manusia. Berlawanan dengan epidemi flu yang berlangsung reguler, pandemi terjadi dalam waktu yang tidak beraturan. Sekurang-kurangnya terdapat tiga pandemi flu dalam satu abad terakhir yaitu flu Spanyol tahun 1918, flu Asia tahun 1959, dan flu Hong Kong tahun 1968.

Flu Spanyol tahun 1918 adalah pandemi influenza yang menyebar hampir ke seluruh dunia. Kejadian ini disebabkan oleh virus Influenza A subtipe H1N1 yang sangat virulen. Data sejarah dan epidemiologi kurang adekuat untuk dapat mengidentifikasi asal virus ini tetapi Sekutu pada Perang Dunia I menyebutnya sebagai flu Spanyol karena kejadian ini baru mendapat perhatian besar dari pers ketika virus ini mulai menyerang Spanyol pada November 1918. Pandemi terjadi dari bulan Maret 1918 sampai Juni 1920 menyebar dari Arktik sampai pulau Samoa di samudera Pasifik. Diestimasikan terdapat 20 sampai 100 juta orang meninggal di seluruh dunia karena virus ini.

Strain baru influenza
Pandemi influenza terjadi ketika strain baru virus influenza mengalami transmisi dari hewan ke manusia. Hewan yang berperan penting dalam transmisi strain baru virus ke manusia antara lain babi, ayam dan bebek. Strain baru ini tidak terpengaruh oleh sistem imunitas tubuh yang sudah ada sehingga akibatnya dapat menginfeksi banyak populasi manusia secara cepat.

Influenza adalah penyakit infeksi pada burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus H1N1 adalah subtipe virus influenza A dan penyebab utama influenza pada manusia. Beberapa strain H1N1 endemik pada manusia sementara beberapa strain lainnya endemik pada babi dan burung. Virus influenza memiliki angka mutasi yang tinggi yang merupakan karakteristik virus RNA. Kemampuan strain virus influenza untuk memilih inangnya adalah karena adanya variasi pada gen hemagglutinin. Mutasi pada gen hemaglutinin akan menyebabkan substitusi satu asam amino yang secara signifikan mengubah kemampuan protein hemaglutinin virus untuk mengikat reseptor pada permukaan sel inang. Mutasi inilah yang dapat mengubah virus influenza dari non virulen menjadi sangat virulen ke manusia.

Manifestasi klinis
Menurut CDC, gejala flu Meksiko atau flu babi serupa dengan gejala influenza pada umumnya. Gejalanya meliputi demam, batuk, nyeri tenggorok, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan rasa lelah. Pada beberapa kasus terdapat gejala diare dan muntah. Pada flu Spanyol tahun 1918 bahkan gejalanya menyerupai penyakit dengue, kolera, dan typhoid sehingga sering sekali terjadi misdiagnosis. Karena gejalanya yang tidak spesifik maka untuk menegakkan diagnosis flu Meksiko diperlukan riwayat kontak dengan penderita flu Meksiko yang sudah terkonfirmasi. CDC Amerika Serikat bahkan menyarankan dokter di wilayah Amerika Serikat untuk mempertimbangkan diagnosis infeksi flu Meksiko atau flu babi pada pasien dengan gejala infeksi saluran nafas atas disertai demam yang mengalami kontak dengan penderita yang sudah dikonfirmasi menderita flu babi atau kontak dengan pasien flu babi di 5 negara bagian di Amerika Serikat atau riwayat bepergian ke Meksiko dalam kurun waktu tujuh hari sebelum muncul gejala flu. Diagnosis harus selalu dikonfirmasikan dengan pemeriksaan laboratorium dari sampel saluran nafas seperti apusan hidung atau tenggorok.

Rute infeksi di manusia
Kesimpulan dari beberapa penelitian menyatakan bahwa angka kematian yang besar pada flu Meksiko terjadi karena adanya badai sitokin di tubuh akibat dari sistem kekebalan tubuh yang sangat bereaksi terhadap virus sehingga malah menghancurkan tubuh. Hal tersebut menjelaskan pertanyaan mengapa infeksi sebagian besar terjadi pada orang usia muda dan sehat. Hal tersebut karena orang usia muda dan sehatlah yang memiliki kekebalan tubuh yang baik sebelum terjadi infeksi sehingga memiliki kecenderungan mengalami reaksi berlebihan terhadap virus. Umumnya, virus influenza ditransmisikan dari manusia yang terinfeksi melalui udara saat batuk atau bersin sehingga droplet berisi virus keluar atau bisa ditransmisikan dari unggas yang terinfeksi melalui fesesnya. Influenza juga ditransmisikan melalu air ludah, ingus, feses, dan darah. Infeksi terjadi ketika hemaglutinin virus influenza menyentuh permukaan epitel tubuh terutama yang mempunyai reseptor virus seperti di hidung, tenggorok, dan saluran nafas. Virus flu dapat tetap infeksius selama satu minggu pada suhu tubuh manusia dan bertahan 30 hari pada suhu 0°C. Beberapa strain virus influenza dapat dengan mudah diinaktivasi oleh disinfektan dan deterjen.

Solusi untuk pencegahan dan terapi
Pencegahan dari flu Meksiko atau flu babi terdiri dari tiga komponen yaitu pencegahan pada hewan, pencegahan transmisi hewan ke manusia, dan pencegahan transmisi antar manusia. Pencegahan pada hewan termasuk pemberian vaksin pada hewan yang terbukti sangat ampuh jika strain virus dalam vaksin cocok dengan strain virus di lingkungan sehingga memiliki efek proteksi silang yang signifikan.

Kasus transmisi virus influenza dari hewan ke manusia yang bekerja di peternakan babi ditemukan pada sebuah penelitian tahun 2004 oleh University of Iowa. Pekerja di peternakan babi dan unggas memiliki risiko tinggi untuk terkena transmisi virus dari hewan dan proses reassortment dapat terjadi. Vaksinasi influenza sering diberikan pada pekerja peternakan di negara maju tapi ternyata vaksin tersebut tidak memiliki efek proteksi karena perbedaan antigen yang besar.

Rekomendasi untuk mencegah penyebaran virus antar manusia termasuk penggunaan protokol standar pengawasan infeksi influenza. Termasuk tindakan mencuci tangan sesering mungkin terutama jika setelah bepergian ke luar rumah. Tindakan mencuci tangan dapat menggunakan sabun, air, atau alkohol. Virus influenza ternyata tidak hanya dapat menyebar melalui droplet tetapi dapat juga ditransmisikan melalui jari tangan ke mulut, hidung, atau mata. Pada kasus pandemi, WHO merekomendasikan empat langkah untuk mengurangi penyebaran virus yaitu isolasi dan terapi segera pada penderita baik yang baru dicurigai maupun sudah terbukti menderita flu babi, karantina bagi rumah tangga yang mengalami kontak dengan penderita, meliburkan sekolah dan merubah jam kerja, serta menunda pertemuan yang bersifat masal.

Obat antivirus terutama inhibitor neuraminidase terbukti efektif dalam mengatasi flu babi. CDC merekomendasikan penggunaan oseltamivir dan zanamivir untuk mencegah resistensi. Amantadine dan rimantadine tidak digunakan karena dari sampel pasien flu Meksiko terbukti bahwa virus pada flu babi resisten terhadap amantadine dan rimantadine. Tetapi, sebagian besar pasien sembuh sempurna tanpa memerlukan obat antivirus.

Belajar dari avian flu
Indonesia memiliki pengalaman menangani avian flu. Pengalaman seperti tidak ada lagi keterlambatan dalam deteksi, pencanangan gerakan nasional, persiapan rumah sakit rujukan, melakukan cegah tangkal terhadap penderita dari negara terinfeksi flu babi, program kampanye kesadaran masyarakat, dan pembuatan peraturan untuk menyokong program pencegahan dapat membuat rakyat Indonesia sadar dan siap untuk menghadapi penyakit ini. Program pencegahan flu babi harus dibuat segera. Fokus program harus pada memaksimalkan cakupan deteksi dini dan pusat pelayanan yang siaga. Mortalitas dapat dicegah jika program pencegahan diletakkan pada pilar pertama. Ini adalah kesempatan besar bagi pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari ancaman penyakit mematikan. Bukankah pencegahan selalu lebih baik?

Penulis adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

FAVOURITE

Edittag