THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

0

SD NEGERI 1 KARANGWARU TULUNGAGUNG

.

SELAMAT DATANG SOBAT

Staf tenaga pengajar dan tata usaha

Selasa, 23 Februari 2010

Diabetes pun Terjadi Pada Anak

“Dua tahun lalu, selepas pulang sekolah, tiba-tiba Ratih pingsan setelah muntah terus menerus. Saya panik dan memutuskan untuk membawanya ke klinik. Di klinik, dokter umumnya tidak memberitahukan diagnosis malahan mengeluarkan secarik kertas untuk merujuk anak saya ke rumah sakit swasta di Bekasi. Saya pun membawa Ratih kesana, setelah ditangani dokter anak, saya baru tahu kalau anak saya menderita diabetes. Saya tidak tahu bagaimana perasanku saat itu. Saya bingung kenapa diabetes bisa terjadi pada anakku. Pikiran saya, diabetes Cuma terjadi pada orang dewasa saja. Itu adalah kisah Suwardi (49) dan anaknya Ratih (13) yang merupakan penderita diabetes. Saat ini, Ratih sudah kembali pulih walau tetap menderita diabetes dan tetap melakukan rawat jalan tiap bulan di divisi Endokrinologi Anak, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Ratih adalah satu dari ratusan anak penderita diabetes di Indonesia. Insidensi diabetes pada anak di dunia mengalami tren peningkatan yaitu mencapai 17 per 100.000 anak per tahunnya. Di Indonesia menurut dr. Aman B Pulungan, ketua gugus tugas Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia menyatakan insidensi diabetes mellitus pada anak di Indonesia diestimasikan sebesar 0,3 per 100.000 anak per tahunnya. Indonesia memiliki populasi anak sejumlah 80 juta anak, jadi diperkirakan terdapat 240 kasus baru diabetes mellitus anak per tahunnya.

Diabetes pada anak adalah kasus yang unik. Hal sederhana seperti pergi ke ulang tahun teman, bermain, dan bermalam di rumah teman pun memerlukan persiapan yang matang. Memeriksa kadar gula darah, menyediakan menu makanan yang tepat, dan menggunakan insulin atau obat lain dapat membuat seorang anak merasa berbeda dari teman sebayanya dan bagi mereka hal ini dirasakan sangat mengganggu. Ratih adalah anak yang riang sebelum didiagnosis diabetes namun setelah sakit, ia tidak mau lagi bermain dengan teman-temannya karena ia merasa berbeda dari temannya. “sebelum terkena diabetes, dia aktif bermain sepeda keliling perumahan bersama temannya.” Aktivitas belajarnya di sekolah juga terganggu. “Ratih malas sekali untuk belajar, ia mudah sekali merasa lemas setelah belajar hanya 10 menit. Nilainya jatuh dan peringkatnya juga turun sangat drastis, “Ratih sudah tidak rangking 10 besar lagi di kelasnya semenjak sakit”, tutur Suwardi. Beradaptasi dengan penyakitnya bagi seorang anak adalah hal yang tidak mudah. Menderita penyakit kronis seperti diabetes dapat menjadi tantangan emosional yang terkadang menjurus ke arah depresi. Berkonsultasi denganpsikiater atau psikolog dapat membantu anak dan keluarganya menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup setelah sakit.

Dukungan keluarga bagi anak dengan diabetes adalah hal yang paling utama dan efektif. Edukasi tentang diabetes juga harus melibatkan keluarga. Keluarga dapat menjadi motor bersama dokter, edukator diabetes, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya dalam membantu anak dalam manajemen diabetes sehari-hari. Latar belakang pendidikan keluarga adalah isu menarik lainnya. Latar belakang pendidikan keluarga terutama orangtua yang rendah dapat menghambat perbaikan kondisi anak. Orangtua adalah kunci sukses dalam penanganan diabetes pada anak karena anak masih belum dapat mengurus dirinya sendiri. Orangtua harus memahami apakah diabetes itu, pengobatannya, penanganan gizinya, pencegahan untuk tidak jatuh ke keadaan kegawatdaruratan diabetes, dan penanganan pertama jika terjadi keadaaan gawat darurat. Anggota keluarga, guru, perawat, konselor, dan masyarakat dapat menyediakan informasi, dukungan, petunjuk, dan bantuan untuk membantu anak dan keluarga beradaptasi dengan diabetes. Keluarga juga sebaiknya diberi pemahaman tentang hal penting lain dalam penanganan diabetes seperti pendanaan, pelayanan sosial, dan konseling.

Hal lain yang harus diperhatikan pada anak dengan diabetes adalah masalah pendanaan. Diabetes adalah penyakit yang tidak sedikit memakan dana dalm hal pembiayaannya dan mahal karena biaya obat dan metode pendeteksiannya. Yati, salah satu orangtua dari anak dengan diabetes mengatakan kalau biaya berobata diabetes sangat mahal. “Saya harus membayar sampai lima ratus ribu rupiah hanya dalam sekali membeli obat dan itu sangat berat bagi saya. Saya tidak bekerja dan biaya pengobatan anak saya ditanggung oleh anak saya yang tertua yang bekerja hanya sebagai pelayan restoran. Yati tidak memiliki kartu Askeskin jadi dia harus membayar hampir 100 % dari biaya berobat. Kartu Askeskin adalah kartu yang dimiliki keluarga miskin di Indoensia yang membuat biaya pengoabatan jadi terjangkau. Alasan Yati tidak memiliki kartu Askeskin adalah alasan birokrasi yang mempersulit dirinya mengurus kartu Askeskin seperti waktu pembuatan yang lama dan harus membayar untuk administrasinya. Tapi, kisah lain dituturkan Suwardi. Ia memiliki kartu Askeskin sejak tiga tahun lalu ketika anaknya didiagnosis diabetes dan ia senang karena biaya pengobatan anaknya ditanggung hampir sepenuhnya oleh pemerintah.

Diabetes adalah kondisi yang membuat stress bagi anak dan keluarga. Orangtua harus waspada akan tanda – tanda depresi atau gangguan makan atau ketidakmauan menggunakan insulin. Orangtua harus menasehati anaknya yang menderita diabetes untuk menjauhi rokok, alkohol, dan zat psikotropik atau adiktif lainnya karena memang merokok pada penderita diabetes akan menungkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner jauh lebih besar daripada orang normal. Transisi ke anak yang tidak tergantung lagi ke orangtua tergantung usia dan tingkat maturitas anak dan hal tersebut terjadi berangsur-angsur. Kebanyakan anak usia sekolah dapat menyadari gejala kekurangan gula darah (hipoglikemia) dan mampu menggunakan alat monitor gula darah serta sudah dapat dilibatkan dalam pemilihan makanannya.

Berkemah dan peer groups anak dengan diabetes dapat menjadi wahana positif role models dan aktivitas kelompok. Penyemangatan dari sahabat senasib yang sama-sama menderita diabetes terkadang dapat membantu anak melakukan hal terkait pengobatan diabetes yang sebelumnya mereka takut kerjakan. Berbicara dengan anak lain yang menderita diabetes dapat membantu anak merasa kurang terisolasi dan tidak sendiri dalam menjalani penyakitnya sehingga memunculkan semangatnya dalam menjalani pengobatan diabetes. Anak memiliki kesempatan untuk membicarakan tentang masalah yang mereka hadapi dan juga dapat berbagi bagaimana pemecahan masalahnya. Sering kegiatan ini menantang anak secara fisik dan mengajarkan anak bagaimana menghadapi aktivitas yang banyak dan kemudian menyadari bahwa diabetes tidak seharusnya membatasi aktivitas mereka menjadi orang berguna di masyarakat.

Kerjasama tim

Karena diabetes tidak hanya menyebabkan masalah fisik tetapi juga emosi anak maka penatalaksanaannya membutuhkan integrasi penanganan yang holistik juga dari aspek fisik dan psikis yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pada anak yang beranjak remaja maka penanganan juga harus memperhatikan kondisi psikis remaja yang memperhatikan otonomi dan independensi dari remaja. Penanganan diabetes pada anak dan remaja harua disediakan tim yang dapat menangani kondisi spesial dari aspek pengobatan, edukasi, gizi, dan aspek perilaku. Penanganan diabetes tidak bisa hanya sekali datang saja tetapi harus berkesinambungan.

Hal yang tidak boleh dilupakan dari dialog dengan Suwardi di awal artikel ini adalah pentingnya kampanye penyadaran ke dokter umum sebagai pemberi layanan kesehatan tingkat pertama. Dokter umu sebagai garda terdepan layanan kesehatan harus mengetahui bahwa diabetes juga dapat terjadi pada anak dan dokter umum juga harus tahu langkah pertama dalam penanganan diabetes pada anak. Masyarakat juga harus ambil bagian dalam kampanye ini karena mereka juga berhak tahu bahwa anakpun bisa terkena diabetes. Inilah mengapa organisasi diabetes dunia, World Diabetes Foundation (WDF) menyatakan bahwa 14 November tahun ini yang merupakan hari diabetes dunia lebih menitikberatkan pada diabetes anak.

Tiap 14 November, kita memperingati hari diabetes sedunia. Hampir tiap tahun, tema dari hari diabetes tersebut adalah penanganan diabetes pada orang dewasa tetapi tahun ini tema peringatan sangat berbeda yaitu diabetes pada anak dan remaja. Mengapa? Karena kasus diabetes pada anak dan remaja meningkat tiap tahunnya dan seringkali masyarakat masih memiliki opini bahwa diabetes hanya bisa terjadi pada dewasa. Tiap tahun kampaye hanya berisi kesadaran bahwa diabetes bisa terjadi pada dewasa dan tidak pernah ada pemberitaan tentang diabetes pada anak. 14 November ini seharusnya menjadi hari diabetes yang berbeda bagi Indonesia dengan mengakat topik diabetes pada anak. Semua elemen masyarakat mulai dari dokter, tenaga kesehatan, pemerintah, orangtua dan elemen masyarakat lainnya harus ikut aktif ambil bagian dalam kampanye kesadaran tentang diabetes pada anak dan remaja. Tujuannya menyadarkan masyarakat bahwa diabetes dapat terjadi pada anak dan remaja serta menyadarkan bahwa angka kejadian diabetes pada anak makin meningkat.

Pemerintah juga tidak boleh tinggal diam. Mereka dapat memfasilitasi adanya kampanye tentang diabetes pada anak. Pemerintah juga dapat membuat peraturan yang memberikan kemudahan bagi anak dengan diabetes. Pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membuat peraturan yang memberikan kemudahan pada anak dengan disabilitas termasuk anak dengan diabetes. Peraturan tersebut menyatakan bahwa pelajar yang menderita diabetes diberikan pelajaran dalam lingkungan yang aman dan memberikan akses yang sama bagi tiap pelajar.

Jika beban sektor kesehatan Indonesia makin bertambah dengan makin meningkatnya jumlah kasus diabetes pada anak, Indonesia ada dalam bahaya besar bagi generasi mudanya. Mudah-mudahan, kampanye tahun ini dapat meningkatkan kesadaran setiap elemen masyarakat termasuk pembuat kebijakan, pengelola sistem kesehatan, pihak sekolah, lembaga swadaya masyarakat mengenai isu diabetes mellitus pada anak dan remaja di Indonesia. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Indonesia tentang diabetes pada anak dan remaja di Indonesia masih dibutuhkan figur yang dikenal masyarakat luas yang dapat menjadi role model yang dapat membuat masyarakat tertarik dan memperhatikan.

0 komentar:

FAVOURITE

Edittag